SOFIFI,Legalpost.id— Pemerintah Desa Lako Akelamo, Kecamatan Sahu, Kabupaten Halmahera Barat, menyoroti minimnya perhatian dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara terhadap pengembangan Wisata Pantai Lapasi, salah satu destinasi unggulan di wilayah tersebut.

Kepala BPD Lako Akelamo, Fuad Domade, mengungkapkan bahwa sejak awal pembangunan Pantai Lapasi pada tahun 2017, seluruh proses dilakukan secara mandiri oleh masyarakat setempat tanpa dukungan dari pemerintah daerah.

“Pantai Lapasi ini berdiri dari hasil gotong royong warga. Sejak 2017 sampai sekarang, belum ada sentuhan apa pun, baik dari Pemprov Maluku Utara maupun Pemkab Halmahera Barat,” ujarnya, Sabtu (4/10/2025) pekan kemarin.

Fuad menjelaskan, keberadaan Pantai Lapasi sejatinya memiliki potensi besar untuk menggerakkan ekonomi desa jika dikelola secara serius dan mendapat dukungan infrastruktur yang memadai.

“Pemerintah harus hadir. Kalau Pantai Lapasi dibenahi dan dipromosikan dengan baik, tempat ini bisa menjadi sumber penghidupan baru bagi masyarakat,” katanya.

Ia mengapresiasi beberapa kegiatan pelatihan dan bimbingan teknis (bimtek) yang telah dilakukan oleh Pemkab Halmahera Barat untuk meningkatkan kapasitas masyarakat di sektor wisata. Namun, menurutnya, dukungan tersebut belum cukup untuk mendorong pengembangan kawasan wisata secara menyeluruh.

Fuad juga berharap anggota DPRD Provinsi Maluku Utara, khususnya dari daerah pemilihan Ternate–Halmahera Barat, bisa memperjuangkan aspirasi masyarakat terkait pengembangan destinasi tersebut.

“Kami hanya berharap agar tahun 2026 nanti Pantai Lapasi mendapat perhatian nyata dari pemerintah. Karena bagi kami, wisata ini bukan sekadar tempat hiburan, tapi juga roda ekonomi warga,” tegasnya.

Pantai Lapasi dikenal dengan hamparan pasir putih dan panorama laut yang memesona. Meski potensinya besar, kawasan wisata ini masih minim fasilitas dasar seperti akses jalan yang layak, penerangan, serta sarana penunjang lainnya. Tanpa dukungan pemerintah, masyarakat khawatir Pantai Lapasi hanya akan menjadi potensi wisata yang tidak tergarap maksimal.(*)