Waduh! Bupati Halmahera Barat Kembali Disebut Kehabisan Akal oleh Aktifis GMNI

Ketua Cabang GMNI Halmahera Barat, Marinus Pangulili. Foto: Istimewa
Jailolo, Legalpost.id– Waduh! tidak segan-segan, aktifis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) kembali angkat bicara dengan menyebut Bupati Halmahera Barat kehabisan akal.
"Klarifikasi balik dari pak Bupati terkait dengan komentar saya kemarin, maka perlu saya katakan pak Bupati hari ini telah kehabisan akal,"kata ketua DPC GMNI Halbar Marinus Pangulili, saat kepada wartawan melalui pesan aplikasi WhatsApp, pada, Rabu (29/11/2023).
Marinus juga mengaku bahwa, pihaknya menyebut Bupati kehabisan akal sebab, statement yang dikeluarkan oleh Bupati terkait aksi yang dilakukan oleh OKP Halbar ditunggangi dan diduga aksi tersebut adalah suruhan orang. Sehingga itu, Marinus menyebut Bupati James mengalami kecelakaan berpikir sehingga cacat dalam berbicara.
"Karena tidak mengetahui aksi kami dengan jelas, lalu berkomentar yang tidak substansi. Wajar saja pak Bupati tidak mengetahui tujuan dan dasar aksi kami karena pak Bupati selalu melarikan diri saat kami berdemonstrasi," Akunya.
Menyakut pernyataan Bupati tentang masalah di RSUD Jailolo, yang kata--nya sudah kunjungi setiap ruangan pasien, namun semua pasien mengaku baik-baik saja, pernyataan Bupati itu dianggap lucu.
"Bagi saya ini lucu, Bupati seharusnya pahami psikologis dari pasien-pasien, sehingga ini perlu di ralat agar tidak koslet dalam berpikir,"sebutnya
Seharusnya ada cara atau metode lebih khusus sehingga semua bisa terungkap jikalau diseriusi. Wajar saja kalau ada pasien mengatakan baik-baik saja sebab Bupati datang mengunjungi Rumah Sakit dengan kapasitas Bupati
" Atau dengan pendekatan secara normatif, sehingga jangan heran kalau ada pasien yang mengatakan begitu. Saran saya pak Bupati harus melakukan sidak secara tegas bukan seperti menyampaikan surat terlebih dahulu,"sarannya.
Karena itu perlu diingat, sebelum melakukan aksi demontrasi, pihaknya sudah melakukan advokasi-advokasi dan wawancara secara langsung. Dan itu dilakukan berturut-turut sehingga pihaknya mendapatkan informasi secara objektif tentang keresahan pasien.
"Dari minimnya ketersediaan obat-obatan, sikap arogansi tenaga medis, buruknya fasilitas dan pasien BPJS dipersulit. Jadi kami tidak asal ngomong pak Bupati. Justru pak Bupati sendiri yang harus hati-hati dalam berbicara,"pungkasnya.
Komentar