1. Beranda
  2. BREAKING NEWS

Hukrim

Polda Malut Diminta Seriusi Kasus Dugaan Rasisme Frans Manery

Oleh ,

Ternate, - Perguruan Bersar (PB) Forum Mahasiswa Loloda atau Formal Maluku utara(Malut) meminta Direktorat Reresse Kriminal Umum(Krimum) Polda provinsi Maluku Utara seriusi penanganan kasus dugaan rasisme terhadap masyarakat Loloda yang diduga dilakukan Frans Manery pada September 2020 kemarin.

Hal ini disampaikan Sekertaris Umum PB Formal Maluku Utara, Ais Syarif Kofia di Ternate, Selasa 17 November 2020.

Ais menyatakan, jika penanganan kasus tersebut lambat ditangani, maka pihaknya akan melakukan praperadilan dengan mengkuasakan kasus ini kepada lembaga  bantuan hukum untuk memintah Diskrimum Polda Malut memanggil frans manery guna diperiksa.

"kasus ini bukan persoalan, dia (Frans Manery) sebagai calon kepala daerah melainkan pribadinya” katanya.

Itu karena menurut Ais, dugaan penghinan terhadap suku Loloda, telah memicu amarah masyarakat Loloda secara keseluruhan.

Dengan demikian kami minta kasus ini segerah di tindaklanjuti, karena kami tidak main-main dengan persoalan ini," tegasnya.

Dugaan kasus rasisme yang menyeret nama Bupati Halmahera Utara segaligus calon Pertahan saat ini, berawal dari potongan vidio yang sempat viral di bulan September 2020 kemarin.

Video berdurasi kurang lebih 1 menit itu, Frans Manery memberikan sambutan dalam acara penyerahan bantuan sosial di Desa Makarti, Kao Barat pada 7 September 2020,

Dalam sambutan itu Frans Manery menyebut “Loloda itu saya kalah 5 tahun lalu, kita me pande (saya juga punya kepandaian) tara bodoh (tidak bodok) sama deng dorang (masyarakat). Kita baru bikin dia pe jalan, dia pe jembatan belum, kita kase tunggu. Ngoni tara pilih jembatan tara jadi. Sekarang ngoni tara pilih itu so talalu sudah. Salam di kades-kades e. Apalagi kemarin saya so mendaftar. Saya kase tau saya so mendaftar kades. Loloda itu jangan lupa itu saja,” kata Ais mengutip penyataan Frans manery dalam video yang viral itu.(tim)

Baca Juga