Tenun Asal Tidore Bakal Tampil Diacara Virtual Modest Fashion Show 2020

Ternate,legalpost.id– Tenun Asal Tidore dengan nama Tenun Puta Dino Tidore akan tampil pada acara Virtual Modest Fashion Show yang diikuti oleh 164 designer modest fashion Indonesia.
Acara ini merupakan rangkaian acara Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2020,yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia, Indonesian Fashion Chamber, dan Indonesia Halal Lifestyle Center, yang dilaksanakan pada 28–31 Oktober 2020, pukul: 16.00-17.00, 18.30-19.30, dan 20.00-21.00 WIB.
Dan Kain tradisional kebanggaan masyaarakat Tidore itu akan tampil pada 31 Oktober 2020, pukul 04:00- 05:00 pm,waktu Jakarta.
ISEF 2020 sektor fashion ini bakal menampilkan trend modest wear terkini dalam kategori Ready to Wear, Syar’i, Tekstil Tradisional , dan Aksesoris dengan tema “Sustainable Fashion, Sustainable Lifestyle”.
Pecinta kain tenun di Maluku Utara, khususnya Tidore, tentu sudah tidak asing lagi dengan ‘Tenun Puta Dino Kayangan’. Rumah tenun ini dikenal lantaran memproduksi kain tenun asli Tidore dengan berbagai motif yang sempat hilang sekitar 70 sampai 100 tahun yang lalu.
Rumah tenun yang berada tepat diKelurahan Soasio Tidore itu, juga memperkenalkan kain tenun khas Tidore ke berbagai event Nasional maupun Internasional.
Ada 12 motif tenun yang di produksi rumah Tenun Puta Dino Kayangan yaitu Jodati, Marasante, Barakati, Mapolu, Tuan guru, Kalajengking, Amo, Cengkeh, Gomode mabunga, Laha-laha, To adore, dan Sung sung. Namun, tidak semua yang ditampilkan pada event tersebut.
Pemilik Rumah Tenun Puta Dino Kayangan, Anita Gathmir Kaicil mengatakan ada tiga motif yang akan ditampilkan dengan tiga baju, yakni baju Beladada dengan motif Jodadi dan barakati, Baju Dao motif Jodadi Gold dan Marasante, dan baju Boki motif Jodadi.
Melalui acara ini, Anita berharap para penenun Puta Dino Tidore semakin semangat dan bangga pada karyanya. Tak hanya itu, diharapkan juga lebih banyak penenun yang akan hadir di Maluku Utara.
“Masyarakat Malut semakin cinta pada produk lokalnya. Budaya kita terjaga. kita tidak khawatir lagi kehilangan budaya menenun,”ujar Anita melalui sambungan telepon seluler, Kamis (15/10/2020).
Anita juga berharap ada perhatian dari pemerintah daerah pada produk UKM (Usaha Kecil Menengah), sehingga mendorong para pelaku usaha ini lebih termotivasi mengembangkan usahanya.
“Semoga kedepan Pemda bisa bergandeng tangan. Perhatian pemerintah pada produk UKM bisa lebih baik,” harap Anita. (tim)
Komentar