Pendemi Covid-19, Tidak Menghentikan Aksi Unjuk Rasa Di Halbar
JAILOLO.LegalPost.Id-Selain Joong Halmahera yang menggelar aksi unjuk rasa karena ketidak patuhan karantina bupati Danny Missy, saat kembali dari Zona merah Jakarta, dan lambatnya penanganna pencegahan covid-19 di Halbar.
Kini giliran Puluhan warga Payo Tengah (Pateng) Kecamatan Jailolo, Rabu(29/4), sekitar pukul 15:00 Wit, juga kembali mendatangi Sekretariat Posko Satgus Covid-19, yang terletak di kawasan Pemerintahan Desa Porniti, Jailolo.
Kedatangan puluhan warga tersebut, guna mempertanyakan langkah pencegahan yang dilakukan oleh Tim Satgus covid-19 tingkat Kabupaten, setelah salah seorang warganya asal Payo Tengah dinyatakan postif virus korona, dan sementara menjalani perawatan di RSUD Chasan Boesori Ternate.
Aksi tersebut juga sebagai bentuk protes, mengingat stigma yang berkembang dimasyarkat khsusunya warga Pateng yang seakan dikucilkan, saat berbelanja ke pasar, oleh pedagang takut untuk melayani warga asal pabos. Kemarahan warga kian memuncak saat mengetahui salah seorang warganya yang menjani karantina dirumah susun desa Acango, Jailolo, dibiarkan kelaparan tanpa ada perhatian oleh tim satgus kabupaten.
Dihadapan tim satgus Kabupaten baik Asiten I Vence Muluwere, Kadis Kesehatan Rosfintje Kalengit, mereka meminta agar ada tindakan secepatnya dilakukan oleh tim satgus berupa penyampaian hasil rapid test yang dilakukan oleh tim satgus kepada sejumlah warga, hingga status wilayah maupun penyaluran bantuan yang sangat dibutuhkan oleh warga.
“Sampai detik ini tidak ada satupun bantuan yang dinikmati warga,masyarakat pabos merasa dikucilkan. Kami butuh langkah kongkrit turun langsung ke lapangan bukan klarifikasi,” teriak warga.
Sahrir Jamsin salah satu warga dihadapan tim satgus menegaskan, pasca adanya salah satu warga yang dinyatakan positif, mestinya ada langkah kongkrit dari tim satgus kabupaten, terutama status di wilayah tersebut seperti apa, mengingat hingga saat ini muncul stigma negatif kepada warga Pabos khususnya payo tengah yang pergaulanya juga saat ini sangat terbatas akibat dikucilkan.
“Kami sangat kecewa dengan kerja-kerja satgus kabupaten.
Masyarakat sudah semakin resah,harus ada langkah pencegahan,status wilayah seperti apa,dan sampai kapan,” tegasnya.
Sementara Fahmi Albaar menegaskan, jika sampai batas waktu Kamis (30/4) besok tidak ada langkah kongkrit yang dilakukan oleh tim satgus kabupaten, dia serta warga Pabos bakal kembali mendatangi dan membakar kantor Posko Covid-19.
“Kami berikan waktu sampai besok, kalau sampai tidak ada langkah yang dilakukan satgus Kabupaten, kami bakal balik dan membakar posko satgus,” kecamnya.
Sementara itu, Kadinkes Rosfintje Kalengit dihadapan warga Pateng mengaku, setelah dirujuknya pasien ke RSUD Ternate, oleh pihaknya juga telah melakukan rapid test terhadap warga sekitar terutama mereka yang kontak erat dengan pasien. Dimana dari hasil rapid test secara keseluruhan, ada satu warga yang dipastikan reaktif,sebagian besar non reaktif,dan hasil pemeriksaan tersebut datanya ada di
Puskesmas.Namun,pernyataan tersebut justru ditolak warga, memgingat rapid test tersebut tidak dilakukan secara keseluruhan kepada warga terutama keluarga dekat yang terlibat kontak erat dengan pasien.
Dia juga mengakui, sebelumnya juga telah dilakukan sosialiasi melalui pengumuman melalui mobil keliling,mengingat sosialiasi dengan mengumpulkan warga tentunya tidak dibenarkan.
Asisiten I Vence Muluwere dihadapan warga menambahkan memastikan desakan warga tersebut bakal ditindaklanjuti dengan menerjunkan tim satgus covid-19 di desa Pateng, Kamis (30/4) besok.
Dilain pihak, salah seorang warga Pateng, Samiun Dero kepada wartawan mengungkapkan, salah satu warga Pateng yang dinyatakan reaktif dari hasil rapid test yang dilakukan oleh satgus, sempat dijemput oleh petugas Senin malam kemarin,dan sementara menjalani karantina di rumah susun (rusun), namun selama masa karantina justru tidak ada jaminan kebutuhan terutama obat-obatan dan makanan baik sarapan pagi,hingga makanan sahur,yang justru harus disiapkan oleh pihak keluarga.
“Kasihan adik kami dibiarkan kelaparan.jikatidak mampu urus sebaliknya karantina dirumah saja,” pintanya
Selain mendatangi posko Covid-19, warga dibagian payo tengah juga memblokade akses jalan masuk menuju desa. Mereka juga mempertanyakan bantuan baik obat-obatan hingga distribusi alat kesehatan (masker) yang tak kunjung disalurkan kepada masyrakat, diantaranya bantuan masker dari PT NHM maupun sejumlah perusahaan yang tak kunjung disalurkan.(Tim)